Selasa, 29 Mei 2012

Dua Mahasiswa UNY Cicipi Budaya Jepang

JAKARTA - Dua mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yakni Elisabeth Pratidhina Founda Noviani dari jurusan Fisika dan Muhamad Ridwan dari jurusan PGSD berkesempatan mengunjungi Jepang selama 10 hari. Kunjungan atas undangan Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth (Jenesys) itu bertujuan menciptakan dan memperdalam rasa saling pengertian di antara para remaja dari negara-negara di kawasan Asia Timur.

Setiap tahun Pemerintah Jepang mengundang para pemuda dari negara-negara ASEAN, Australia, China, India, Selandia Baru, dan Korea untuk mengunjungi tempat dan kota yang terkait dengan sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya Jepang. Muhamad Ridwan mengatakan, mereka dikirim ke Jepang setelah melalui seleksi tingkat nasional di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta. Dari seleksi tersebut terpilih 70 mahasiswa yang berasal dari 33 universitas se-Indonesia.

“Ke-70 peserta ini dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu Chiba Group 26 mahasiswa, Aichi Group 21 mahasiswa, dan Fukuoka Group 23 mahasiswa. Chiba Group merupakan kelompok mahasiswa ilmu sosial humaniora, Aichi Group untuk mahasiswa ilmu alam, dan Fukuoka Group untuk mahasiswa teknik," kata Ridwan, seperti disitat dari laman UNY, Selasa (29/5/2012).

Elisabeth Pratidhina Founda Novian mengungkapkan, kegiatan di Tokyo diawali dengan orientasi seputar kegiatan Jenesys di Jepang. Kegiatan orientasi mencakup informasi terkait prosedur, tips kunjungan, penjadwalan, informasi keselamatan diri terhadap gempa bumi di Jepang, dan kegiatan penjunjang lainnya.

“Pada 9 Mei kami mengikuti perkuliahan umum seputar budaya Jepang di Shinjuku Business Center oleh Prof Murai Takeshi yang merupakan dosen Asian Economy di J.F. Oberlin University Kemudian bertemu dengan pihak kementerian luar negeri Jepang, lalu diakhiri dengan perjalanan ke Akihabara. Dan pada 10 Mei, kami berangkat ke kota masing-masing sesuai kelompok untuk mengikuti aktivitas lokal,” kata Founda, begitu dia biasa disapa.

Kegiatan Founda dalam kelompok Aichi adalah mengunjungi pabrik mobil terbesar Toyota dan melihat pelabuhan ekspor mobil terbesar. Selain itu, Founda juga mengunjungi lab Electronics-Inspired Interdisciplinary Reaseach Institute (EIIRIS) dan laboratorium biotechnology Toyohashi University of Technology. Para peserta juga sempat bertemu dengan para mahasiswa Jepang untuk bertukar kebudayaan dan pengetahuan.

Sementara Ridwan yang tergabung dalam kelompok Chiba mendapat kesempatan mengunjungi Shinminato Clean Energy Center yang merupakan pusat pengelolaan sampah penduduk di Chiba. Pusat pengelolaan sampah tersebut berkapasitas 405 ton sampah per hari dan beroperasi selama 24 jam.

Di tempat itu semua sampah diolah menjadi berbagai jenis barang siap pakai, di antaranya koin mata uang dari sampah logam, baju dari 10 buah botol plastik, dan slag (bahan bangunan dan pengeras jalan pengganti batu kerikil). Berbagai pekerjaan di tempat tersebut dikerjakan dengan mesin-mesin canggih, sehingga pusat pengelolaan sampah yang sangat besar itu hanya memerlukan delapan pekerja dalam satu shift pekerjaan dan total hanya sekira 60 pekerja.

Menurut kedua mahasiswa ini, kegiatan yang sangat berkesan dalam kunjungan tersebut adalah Homestay Program, yakni tinggal bersama dengan keluarga Jepang. Menurut Founda, banyak pengalaman-pengalaman unik yang ditemui selama homestay.  "Budaya orang Jepang, khususnya di keluarga homestay, sangat ramah, suka makan ikan, suka jalan kaki, dan menggunakan kereta api sebagai alat transportasi utama. Para anggota keluarga terbiasa mandi sehari sekali dengan berendam di air panas pada malam hari setelah melakukan aktivitas seharian. Selain itu, mereka juga memiliki kebiasaan tepat waktu," ujar Founda menambahkan.

Ridwan menyatakan, melalui Program Jenesys, dia dapat belajar secara langsung tentang Jepang mulai dari sejarah, budaya, pendidikan, falsafah hidup, life style, sampai dengan kecanggihan teknologinya. “Setidaknya program ini telah memotivasi saya untuk terus belajar dan melanjutkan studi, belajar disiplin dan tepat waktu, serta survive dalam setiap kondisi apa pun,” imbuh Ridwan.

Sumber: okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar

Selasa, 29 Mei 2012

Dua Mahasiswa UNY Cicipi Budaya Jepang

JAKARTA - Dua mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yakni Elisabeth Pratidhina Founda Noviani dari jurusan Fisika dan Muhamad Ridwan dari jurusan PGSD berkesempatan mengunjungi Jepang selama 10 hari. Kunjungan atas undangan Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth (Jenesys) itu bertujuan menciptakan dan memperdalam rasa saling pengertian di antara para remaja dari negara-negara di kawasan Asia Timur.

Setiap tahun Pemerintah Jepang mengundang para pemuda dari negara-negara ASEAN, Australia, China, India, Selandia Baru, dan Korea untuk mengunjungi tempat dan kota yang terkait dengan sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya Jepang. Muhamad Ridwan mengatakan, mereka dikirim ke Jepang setelah melalui seleksi tingkat nasional di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta. Dari seleksi tersebut terpilih 70 mahasiswa yang berasal dari 33 universitas se-Indonesia.

“Ke-70 peserta ini dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu Chiba Group 26 mahasiswa, Aichi Group 21 mahasiswa, dan Fukuoka Group 23 mahasiswa. Chiba Group merupakan kelompok mahasiswa ilmu sosial humaniora, Aichi Group untuk mahasiswa ilmu alam, dan Fukuoka Group untuk mahasiswa teknik," kata Ridwan, seperti disitat dari laman UNY, Selasa (29/5/2012).

Elisabeth Pratidhina Founda Novian mengungkapkan, kegiatan di Tokyo diawali dengan orientasi seputar kegiatan Jenesys di Jepang. Kegiatan orientasi mencakup informasi terkait prosedur, tips kunjungan, penjadwalan, informasi keselamatan diri terhadap gempa bumi di Jepang, dan kegiatan penjunjang lainnya.

“Pada 9 Mei kami mengikuti perkuliahan umum seputar budaya Jepang di Shinjuku Business Center oleh Prof Murai Takeshi yang merupakan dosen Asian Economy di J.F. Oberlin University Kemudian bertemu dengan pihak kementerian luar negeri Jepang, lalu diakhiri dengan perjalanan ke Akihabara. Dan pada 10 Mei, kami berangkat ke kota masing-masing sesuai kelompok untuk mengikuti aktivitas lokal,” kata Founda, begitu dia biasa disapa.

Kegiatan Founda dalam kelompok Aichi adalah mengunjungi pabrik mobil terbesar Toyota dan melihat pelabuhan ekspor mobil terbesar. Selain itu, Founda juga mengunjungi lab Electronics-Inspired Interdisciplinary Reaseach Institute (EIIRIS) dan laboratorium biotechnology Toyohashi University of Technology. Para peserta juga sempat bertemu dengan para mahasiswa Jepang untuk bertukar kebudayaan dan pengetahuan.

Sementara Ridwan yang tergabung dalam kelompok Chiba mendapat kesempatan mengunjungi Shinminato Clean Energy Center yang merupakan pusat pengelolaan sampah penduduk di Chiba. Pusat pengelolaan sampah tersebut berkapasitas 405 ton sampah per hari dan beroperasi selama 24 jam.

Di tempat itu semua sampah diolah menjadi berbagai jenis barang siap pakai, di antaranya koin mata uang dari sampah logam, baju dari 10 buah botol plastik, dan slag (bahan bangunan dan pengeras jalan pengganti batu kerikil). Berbagai pekerjaan di tempat tersebut dikerjakan dengan mesin-mesin canggih, sehingga pusat pengelolaan sampah yang sangat besar itu hanya memerlukan delapan pekerja dalam satu shift pekerjaan dan total hanya sekira 60 pekerja.

Menurut kedua mahasiswa ini, kegiatan yang sangat berkesan dalam kunjungan tersebut adalah Homestay Program, yakni tinggal bersama dengan keluarga Jepang. Menurut Founda, banyak pengalaman-pengalaman unik yang ditemui selama homestay.  "Budaya orang Jepang, khususnya di keluarga homestay, sangat ramah, suka makan ikan, suka jalan kaki, dan menggunakan kereta api sebagai alat transportasi utama. Para anggota keluarga terbiasa mandi sehari sekali dengan berendam di air panas pada malam hari setelah melakukan aktivitas seharian. Selain itu, mereka juga memiliki kebiasaan tepat waktu," ujar Founda menambahkan.

Ridwan menyatakan, melalui Program Jenesys, dia dapat belajar secara langsung tentang Jepang mulai dari sejarah, budaya, pendidikan, falsafah hidup, life style, sampai dengan kecanggihan teknologinya. “Setidaknya program ini telah memotivasi saya untuk terus belajar dan melanjutkan studi, belajar disiplin dan tepat waktu, serta survive dalam setiap kondisi apa pun,” imbuh Ridwan.

Sumber: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
anyuun
Panggil aku Anyuun :)
Lihat profil lengkapku

Followers