Welcome to Windows 8

Kini Windows merilis versi terbarunya yaitu Windows 8 dengan tampilan yang sangat menarik.

Belajar Mengenal Huruf

Belajar mengenal huruf untuk anak-anak.

Mari Belajar Photoshop

Berikut ini adalah tutorial Photoshop dasar.

Coklat Makanan Enak Banyak Manfaat

Dibalik kelezatannya coklat memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan.

Early Childhood Education

Anak usia dini juga perlu dapat pendidikan !

Selasa, 19 Juni 2012

Hasil Belajar Corel :)

Teman-teman disini aku akan kasih lihat hasilku berjam-jam bahkan berhari-hari bikin leaflet untuk tugas pengganti ujian. Maklum ya lagi belajar jadi hasil belum begitu bagus. Hehe

                                                             Ini tampak dari depan :D


                                                              Ini tampilan dari belakang.

Cerita Motivasi : Peta Harta Karun

Seorang pria dewasa sedang berjalan-jalan di pantai. Pria itu lalu melihat sebuah botol kaca, lalu ia pun memungutnya dan melihat ada secarik kertas di dalam botol.

Dia kemudian menarik gabus penyumbat botol dan menemukan bahwa kertas tersebut ternyata sebuah peta harta karun. Tetapi pria itu tidak percaya, sehingga ia memasukkan peta harta karun itu kembali dalam botol, menyumbat botol, dan melemparkan botol itu ke laut.

Beberapa saat kemudian, pria dewasa lain sedang berjalan di pantai dan melihat botol itu. Dia juga mengambil botol, membukanya, dan menemukan peta harta karun. Orang ini cukup penasaran dengan harta karun tersebut. Ia mencoba berjalan menuju tempat yang ditunjukkan peta tersebut, yaitu sekitar 30 meter ke tengah laut.

Tetapi ketika tinggi air laut mencapai paha, ia memutuskan untuk berhenti. Ini cuma jebakan katanya. Jadi, ia bergegas kembali ke tepi pantai dan membuang botol itu kembali ke laut.

Beberapa saat kemudian pria dewasa ketiga berjalan di tepi pantai dan melihat botol kaca itu terapung di air. Ia mengambil, membukanya, dan menemukan peta. Ia pun bertanya-tanya sebanyak apakah harta karun yang disebutkan di peta itu. “Hmm, peta ini cukup menjanjikan.” katanya. Aku akan berusaha mencari harta karun ini! Ia lalu menyewa perahu dan menuju ke tempat yang ditunjukkan peta tersebut.

Setelah sampai di tempat yang ditunjukkan peta, dia melihat bahwa tampak ada sesuatu di bawah air yang menyerupai peti harta karun. Ia lalu menceburkan dirinya ke laut dan menyelam menuju benda bersinar itu. Tetapi ternyata lokasi peti harta karun itu jauh lebih dalam dari perkiraannya. Ia hampir kehabisan nafas. Ia lalu bergegas kembali ke perahu dan menyerah. Lantas botol berisi peta itu diambilnya, ditutup, lalu dilemparkannya kembali ke laut.

Setelah itu, ada satu pria dewasa lagi berjalan-jalan di tepi pantai. Seperti pria sebelumnya, ia juga melihat botol itu, membukanya, dan menemukan peta harta karun. Ia sangat bersemangat untuk menemukan harta karun tersebut. Ia melihat ada perahu di tepi pantai dan ia lalu menggunakan perahu tersebut untuk menuju ke tempat yang ditunjukkan peta.

Setelah sampai di tempat yang dimaksud, ia lalu menceburkan diri ke laut dan menyelam menuju ke peti harta karun. Tetapi ternyata lokasi peti itu sangat dalam dan nafasnya tidak mungkin bisa menjangkaunya. Maka ia memutuskan kembali ke perahu. Ia lalu kembali ke pantai dan menyewa perlengkapan selam. Kemudian ia mendayung perahunya kembali ke tempat harta karun.

Dengan perlengkapan selam lengkap ia kembali menyelam menuju ke peti harta karun dan membawanya ke perahu. Matanya berbinar-binar ketika melihat peti harta karun itu penuh berisi emas dan berlian.

"Kisah ini mengingatkan kepada kita untuk jangan cepat menyerah, apalagi sebelum mencapai garis akhir. Mungkin kita pernah gagal di masa lalu, tapi bukan berarti kita ditakdirkan untuk gagal. Dengan pantang menyerah, keberhasilan pasti kita raih."

 sumber

Selasa, 29 Mei 2012

Mahasiswa UNY Raih Prestasi di Kompetisi Musik Internasional

JAKARTA - Tidak hanya menelurkan inovasi dan kreativitas, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pun turut mengukir prestasi di kancah internasional. Kali ini, empat mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY menyabet juara dalam dua kategori pada ajang IV Concercorso Musicale Europeo di Philadelphia, Italia.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Ganter Hanggayuh Puji P, Grahita Tiar Praseti, Danar Gayuh Utama, dan Birul Walidaini. Mereka berhasil meraih peringkat dua Kwartet Guitar dan peringkat dua Solo Tunggal atas nama Birul Walidaini.

Kompetisi Internasional kali ini diikuti oleh 16 negara. Di antaranya, Norwegia, Ukraina, New Zeland, Rusia, Spanyol, Turki, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Iran, dan Italia. “Ajang ini merupakan ajang tahunan. Untuk mengikutinya, pihak panitialah yang menentukan, jadi tidak sembarang negara bisa berpartisipasi,” tutur pembimbing keempat mahasiswa tersebut Herwin Yogo Wicaksono, seperti dikutip dari laman UNY, Senin (28/5/2012).

Menurut informasi dari pihak Italia, pemilihan negara difokuskan pada prestasi yang telah dicapai. Sebelumnya, keempat mahasiswa ini telah menorehkan prestasi dengan meraih juara pertama dalam Kwartet Guitar Festival tingkat nasional dan meraih tiga juara sekaligus pada kategori Solo Klasik dengan penyelenggara Duatone. Pada Maret 2011 mereka juga berhasil meraih kategori aransemen terbaik.

“Baik universitas, fakultas, dan alumni saling bekerjasama. Kebetulan semua capaian ini juga tidak terlepas dari campur tangan Bakti Setiadji selaku alumni UNY. Dia yang berperan dalam mengaransemen instrumen yang dimainkan,” ujar Herwin menambahkan.

Mengenang penampilan di Italia, keempat mahasiswa ini menjawab sangat terkesan dengan penjiwaan gitar klasik yang dimainkan oleh peserta dari negara lain. “Awalnya kami menargetkan, minimal bisa meraih kategori favorit, tetapi puji syukur dengan membawakan instrumen Fantasia from Indonesia kami berhasil membawa hasil maksimal,” jelas Birul Walidaini. Aransemen Fantasia from Indonesia sendiri mengusung semangat kearifan lokal dengan mengambil esensi dari seluruh musik yang ada di Indonesia.

Sumber: okezone.com

Ular Tangga UNY, Aplikasi Terbaik di Kompetisi Microsoft

JAKARTA - Mendapat pengakuan aplikasi terbaik dari Microsoft tentu merupakan suatu kebanggan tersendiri. Hal ini yang dialami oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam kompetisi Microsoft Developer Conference 2012: Windows 8 Hackathon yang diikuti oleh ribuan peserta tersebut.

Pada kompetisi tersebut UNY mengajukan aplikasi Ulo’ Ondo karya tim Ankringan yang merupakan mahasiswa jurusan Informasi Teknologi (IT) Fakultas Teknik (FT) UNY. Tim Ankringan beranggotakan Yanuar Arifin, Vivy Kusuma Hertantri, Dayan Ramly, Mirza Hikmatyar, dan Nuning Arumsari. Ulo’ Ondo merupakan aplikasi game edukasi dengan sasaran utama untuk anak kelas 1-3 SD. Game ini memiliki sistem permainan ular tangga seperti yang biasa dimainkan oleh anak-anak.

Yanuar menjelaskan, skema Ulo Ondo (Ular Tangga) sama dengan permainan ular tangga pada umumnya. Permainan diawali dengan mengundi dadu untuk memperoleh jumlah anak tangga yang akan ditapaki oleh seekor sapi. “Pada setiap pemberhentian muncul pertanyaan yang harus dijawab. Jika benar, mendapatkan poin. Kalau jawaban salah, posisi tangga tidak berubah, tapi poinnya dikurangi,” ujar Yanuar, seperti disitat dari situs UNY, Rabu (23/5/2012).

Dia menambahkan, fitur-fitur Windows 8 memungkinkan proses pembuatan aplikasi ini cepat dan hasil yang lebih baik. Begitu juga dengan desain dan tampilan permainan yang interaktif dan lebih hidup sehingga lebih menarik perhatian anak-anak. Selain mendapatkan hadiah yang menarik,  Ulo’ Ondo dan dua aplikasi terbaik lainnya juga diberi kesempatan untuk masuk ke appstore Windows 8. “Untuk ke depannya, aplikasi ini akan kami kembangkan lagi. Semoga keberhasilan Ulo' Ondo bisa memotivasi teman-teman untuk lebih maju dan berkembang lagi. Dan untuk teman-teman juga  harus berani ikut berbagai kompetisi IT,” tuturnya.

EVP Business Development Navcore Nextology, mitra Microsoft yang mewakili penyelenggara Microsoft Developer Conference 2012 Farid Zulkarnain menyatakan, karya mahasiswa ini merupakan bukti nyata tentang kemampuan pengembang Indonesia. "Dalam waktu 24 jam mereka menghasilkan karya dengan kualitas setara dengan developer di belahan dunia lain," kata Farid.

Acara yang berlangsung selama 24 jam tersebut berupa seminar dan pembuatan aplikasi secara massal oleh peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan umum. Hasil pembuatan aplikasi nantinya akan dipilih tiga aplikasi terbaik dari 1.027 peserta yang ada. Dalam acara ini juga diperkenalkan Metro App di Windows 8 kepada para developer Indonesia. Metro App adalah user interface baru yang diusung Microsoft, terutama untuk device dengan touchscreen dan processor arm.

Sumber: okezone.com

Dua Mahasiswa UNY Cicipi Budaya Jepang

JAKARTA - Dua mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yakni Elisabeth Pratidhina Founda Noviani dari jurusan Fisika dan Muhamad Ridwan dari jurusan PGSD berkesempatan mengunjungi Jepang selama 10 hari. Kunjungan atas undangan Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth (Jenesys) itu bertujuan menciptakan dan memperdalam rasa saling pengertian di antara para remaja dari negara-negara di kawasan Asia Timur.

Setiap tahun Pemerintah Jepang mengundang para pemuda dari negara-negara ASEAN, Australia, China, India, Selandia Baru, dan Korea untuk mengunjungi tempat dan kota yang terkait dengan sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya Jepang. Muhamad Ridwan mengatakan, mereka dikirim ke Jepang setelah melalui seleksi tingkat nasional di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta. Dari seleksi tersebut terpilih 70 mahasiswa yang berasal dari 33 universitas se-Indonesia.

“Ke-70 peserta ini dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu Chiba Group 26 mahasiswa, Aichi Group 21 mahasiswa, dan Fukuoka Group 23 mahasiswa. Chiba Group merupakan kelompok mahasiswa ilmu sosial humaniora, Aichi Group untuk mahasiswa ilmu alam, dan Fukuoka Group untuk mahasiswa teknik," kata Ridwan, seperti disitat dari laman UNY, Selasa (29/5/2012).

Elisabeth Pratidhina Founda Novian mengungkapkan, kegiatan di Tokyo diawali dengan orientasi seputar kegiatan Jenesys di Jepang. Kegiatan orientasi mencakup informasi terkait prosedur, tips kunjungan, penjadwalan, informasi keselamatan diri terhadap gempa bumi di Jepang, dan kegiatan penjunjang lainnya.

“Pada 9 Mei kami mengikuti perkuliahan umum seputar budaya Jepang di Shinjuku Business Center oleh Prof Murai Takeshi yang merupakan dosen Asian Economy di J.F. Oberlin University Kemudian bertemu dengan pihak kementerian luar negeri Jepang, lalu diakhiri dengan perjalanan ke Akihabara. Dan pada 10 Mei, kami berangkat ke kota masing-masing sesuai kelompok untuk mengikuti aktivitas lokal,” kata Founda, begitu dia biasa disapa.

Kegiatan Founda dalam kelompok Aichi adalah mengunjungi pabrik mobil terbesar Toyota dan melihat pelabuhan ekspor mobil terbesar. Selain itu, Founda juga mengunjungi lab Electronics-Inspired Interdisciplinary Reaseach Institute (EIIRIS) dan laboratorium biotechnology Toyohashi University of Technology. Para peserta juga sempat bertemu dengan para mahasiswa Jepang untuk bertukar kebudayaan dan pengetahuan.

Sementara Ridwan yang tergabung dalam kelompok Chiba mendapat kesempatan mengunjungi Shinminato Clean Energy Center yang merupakan pusat pengelolaan sampah penduduk di Chiba. Pusat pengelolaan sampah tersebut berkapasitas 405 ton sampah per hari dan beroperasi selama 24 jam.

Di tempat itu semua sampah diolah menjadi berbagai jenis barang siap pakai, di antaranya koin mata uang dari sampah logam, baju dari 10 buah botol plastik, dan slag (bahan bangunan dan pengeras jalan pengganti batu kerikil). Berbagai pekerjaan di tempat tersebut dikerjakan dengan mesin-mesin canggih, sehingga pusat pengelolaan sampah yang sangat besar itu hanya memerlukan delapan pekerja dalam satu shift pekerjaan dan total hanya sekira 60 pekerja.

Menurut kedua mahasiswa ini, kegiatan yang sangat berkesan dalam kunjungan tersebut adalah Homestay Program, yakni tinggal bersama dengan keluarga Jepang. Menurut Founda, banyak pengalaman-pengalaman unik yang ditemui selama homestay.  "Budaya orang Jepang, khususnya di keluarga homestay, sangat ramah, suka makan ikan, suka jalan kaki, dan menggunakan kereta api sebagai alat transportasi utama. Para anggota keluarga terbiasa mandi sehari sekali dengan berendam di air panas pada malam hari setelah melakukan aktivitas seharian. Selain itu, mereka juga memiliki kebiasaan tepat waktu," ujar Founda menambahkan.

Ridwan menyatakan, melalui Program Jenesys, dia dapat belajar secara langsung tentang Jepang mulai dari sejarah, budaya, pendidikan, falsafah hidup, life style, sampai dengan kecanggihan teknologinya. “Setidaknya program ini telah memotivasi saya untuk terus belajar dan melanjutkan studi, belajar disiplin dan tepat waktu, serta survive dalam setiap kondisi apa pun,” imbuh Ridwan.

Sumber: okezone.com

Selasa, 19 Juni 2012

Hasil Belajar Corel :)

Teman-teman disini aku akan kasih lihat hasilku berjam-jam bahkan berhari-hari bikin leaflet untuk tugas pengganti ujian. Maklum ya lagi belajar jadi hasil belum begitu bagus. Hehe

                                                             Ini tampak dari depan :D


                                                              Ini tampilan dari belakang.

Cerita Motivasi : Peta Harta Karun

Seorang pria dewasa sedang berjalan-jalan di pantai. Pria itu lalu melihat sebuah botol kaca, lalu ia pun memungutnya dan melihat ada secarik kertas di dalam botol.

Dia kemudian menarik gabus penyumbat botol dan menemukan bahwa kertas tersebut ternyata sebuah peta harta karun. Tetapi pria itu tidak percaya, sehingga ia memasukkan peta harta karun itu kembali dalam botol, menyumbat botol, dan melemparkan botol itu ke laut.

Beberapa saat kemudian, pria dewasa lain sedang berjalan di pantai dan melihat botol itu. Dia juga mengambil botol, membukanya, dan menemukan peta harta karun. Orang ini cukup penasaran dengan harta karun tersebut. Ia mencoba berjalan menuju tempat yang ditunjukkan peta tersebut, yaitu sekitar 30 meter ke tengah laut.

Tetapi ketika tinggi air laut mencapai paha, ia memutuskan untuk berhenti. Ini cuma jebakan katanya. Jadi, ia bergegas kembali ke tepi pantai dan membuang botol itu kembali ke laut.

Beberapa saat kemudian pria dewasa ketiga berjalan di tepi pantai dan melihat botol kaca itu terapung di air. Ia mengambil, membukanya, dan menemukan peta. Ia pun bertanya-tanya sebanyak apakah harta karun yang disebutkan di peta itu. “Hmm, peta ini cukup menjanjikan.” katanya. Aku akan berusaha mencari harta karun ini! Ia lalu menyewa perahu dan menuju ke tempat yang ditunjukkan peta tersebut.

Setelah sampai di tempat yang ditunjukkan peta, dia melihat bahwa tampak ada sesuatu di bawah air yang menyerupai peti harta karun. Ia lalu menceburkan dirinya ke laut dan menyelam menuju benda bersinar itu. Tetapi ternyata lokasi peti harta karun itu jauh lebih dalam dari perkiraannya. Ia hampir kehabisan nafas. Ia lalu bergegas kembali ke perahu dan menyerah. Lantas botol berisi peta itu diambilnya, ditutup, lalu dilemparkannya kembali ke laut.

Setelah itu, ada satu pria dewasa lagi berjalan-jalan di tepi pantai. Seperti pria sebelumnya, ia juga melihat botol itu, membukanya, dan menemukan peta harta karun. Ia sangat bersemangat untuk menemukan harta karun tersebut. Ia melihat ada perahu di tepi pantai dan ia lalu menggunakan perahu tersebut untuk menuju ke tempat yang ditunjukkan peta.

Setelah sampai di tempat yang dimaksud, ia lalu menceburkan diri ke laut dan menyelam menuju ke peti harta karun. Tetapi ternyata lokasi peti itu sangat dalam dan nafasnya tidak mungkin bisa menjangkaunya. Maka ia memutuskan kembali ke perahu. Ia lalu kembali ke pantai dan menyewa perlengkapan selam. Kemudian ia mendayung perahunya kembali ke tempat harta karun.

Dengan perlengkapan selam lengkap ia kembali menyelam menuju ke peti harta karun dan membawanya ke perahu. Matanya berbinar-binar ketika melihat peti harta karun itu penuh berisi emas dan berlian.

"Kisah ini mengingatkan kepada kita untuk jangan cepat menyerah, apalagi sebelum mencapai garis akhir. Mungkin kita pernah gagal di masa lalu, tapi bukan berarti kita ditakdirkan untuk gagal. Dengan pantang menyerah, keberhasilan pasti kita raih."

 sumber

Selasa, 29 Mei 2012

Mahasiswa UNY Raih Prestasi di Kompetisi Musik Internasional

JAKARTA - Tidak hanya menelurkan inovasi dan kreativitas, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pun turut mengukir prestasi di kancah internasional. Kali ini, empat mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY menyabet juara dalam dua kategori pada ajang IV Concercorso Musicale Europeo di Philadelphia, Italia.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Ganter Hanggayuh Puji P, Grahita Tiar Praseti, Danar Gayuh Utama, dan Birul Walidaini. Mereka berhasil meraih peringkat dua Kwartet Guitar dan peringkat dua Solo Tunggal atas nama Birul Walidaini.

Kompetisi Internasional kali ini diikuti oleh 16 negara. Di antaranya, Norwegia, Ukraina, New Zeland, Rusia, Spanyol, Turki, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Iran, dan Italia. “Ajang ini merupakan ajang tahunan. Untuk mengikutinya, pihak panitialah yang menentukan, jadi tidak sembarang negara bisa berpartisipasi,” tutur pembimbing keempat mahasiswa tersebut Herwin Yogo Wicaksono, seperti dikutip dari laman UNY, Senin (28/5/2012).

Menurut informasi dari pihak Italia, pemilihan negara difokuskan pada prestasi yang telah dicapai. Sebelumnya, keempat mahasiswa ini telah menorehkan prestasi dengan meraih juara pertama dalam Kwartet Guitar Festival tingkat nasional dan meraih tiga juara sekaligus pada kategori Solo Klasik dengan penyelenggara Duatone. Pada Maret 2011 mereka juga berhasil meraih kategori aransemen terbaik.

“Baik universitas, fakultas, dan alumni saling bekerjasama. Kebetulan semua capaian ini juga tidak terlepas dari campur tangan Bakti Setiadji selaku alumni UNY. Dia yang berperan dalam mengaransemen instrumen yang dimainkan,” ujar Herwin menambahkan.

Mengenang penampilan di Italia, keempat mahasiswa ini menjawab sangat terkesan dengan penjiwaan gitar klasik yang dimainkan oleh peserta dari negara lain. “Awalnya kami menargetkan, minimal bisa meraih kategori favorit, tetapi puji syukur dengan membawakan instrumen Fantasia from Indonesia kami berhasil membawa hasil maksimal,” jelas Birul Walidaini. Aransemen Fantasia from Indonesia sendiri mengusung semangat kearifan lokal dengan mengambil esensi dari seluruh musik yang ada di Indonesia.

Sumber: okezone.com

Ular Tangga UNY, Aplikasi Terbaik di Kompetisi Microsoft

JAKARTA - Mendapat pengakuan aplikasi terbaik dari Microsoft tentu merupakan suatu kebanggan tersendiri. Hal ini yang dialami oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam kompetisi Microsoft Developer Conference 2012: Windows 8 Hackathon yang diikuti oleh ribuan peserta tersebut.

Pada kompetisi tersebut UNY mengajukan aplikasi Ulo’ Ondo karya tim Ankringan yang merupakan mahasiswa jurusan Informasi Teknologi (IT) Fakultas Teknik (FT) UNY. Tim Ankringan beranggotakan Yanuar Arifin, Vivy Kusuma Hertantri, Dayan Ramly, Mirza Hikmatyar, dan Nuning Arumsari. Ulo’ Ondo merupakan aplikasi game edukasi dengan sasaran utama untuk anak kelas 1-3 SD. Game ini memiliki sistem permainan ular tangga seperti yang biasa dimainkan oleh anak-anak.

Yanuar menjelaskan, skema Ulo Ondo (Ular Tangga) sama dengan permainan ular tangga pada umumnya. Permainan diawali dengan mengundi dadu untuk memperoleh jumlah anak tangga yang akan ditapaki oleh seekor sapi. “Pada setiap pemberhentian muncul pertanyaan yang harus dijawab. Jika benar, mendapatkan poin. Kalau jawaban salah, posisi tangga tidak berubah, tapi poinnya dikurangi,” ujar Yanuar, seperti disitat dari situs UNY, Rabu (23/5/2012).

Dia menambahkan, fitur-fitur Windows 8 memungkinkan proses pembuatan aplikasi ini cepat dan hasil yang lebih baik. Begitu juga dengan desain dan tampilan permainan yang interaktif dan lebih hidup sehingga lebih menarik perhatian anak-anak. Selain mendapatkan hadiah yang menarik,  Ulo’ Ondo dan dua aplikasi terbaik lainnya juga diberi kesempatan untuk masuk ke appstore Windows 8. “Untuk ke depannya, aplikasi ini akan kami kembangkan lagi. Semoga keberhasilan Ulo' Ondo bisa memotivasi teman-teman untuk lebih maju dan berkembang lagi. Dan untuk teman-teman juga  harus berani ikut berbagai kompetisi IT,” tuturnya.

EVP Business Development Navcore Nextology, mitra Microsoft yang mewakili penyelenggara Microsoft Developer Conference 2012 Farid Zulkarnain menyatakan, karya mahasiswa ini merupakan bukti nyata tentang kemampuan pengembang Indonesia. "Dalam waktu 24 jam mereka menghasilkan karya dengan kualitas setara dengan developer di belahan dunia lain," kata Farid.

Acara yang berlangsung selama 24 jam tersebut berupa seminar dan pembuatan aplikasi secara massal oleh peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan umum. Hasil pembuatan aplikasi nantinya akan dipilih tiga aplikasi terbaik dari 1.027 peserta yang ada. Dalam acara ini juga diperkenalkan Metro App di Windows 8 kepada para developer Indonesia. Metro App adalah user interface baru yang diusung Microsoft, terutama untuk device dengan touchscreen dan processor arm.

Sumber: okezone.com

Dua Mahasiswa UNY Cicipi Budaya Jepang

JAKARTA - Dua mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yakni Elisabeth Pratidhina Founda Noviani dari jurusan Fisika dan Muhamad Ridwan dari jurusan PGSD berkesempatan mengunjungi Jepang selama 10 hari. Kunjungan atas undangan Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth (Jenesys) itu bertujuan menciptakan dan memperdalam rasa saling pengertian di antara para remaja dari negara-negara di kawasan Asia Timur.

Setiap tahun Pemerintah Jepang mengundang para pemuda dari negara-negara ASEAN, Australia, China, India, Selandia Baru, dan Korea untuk mengunjungi tempat dan kota yang terkait dengan sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya Jepang. Muhamad Ridwan mengatakan, mereka dikirim ke Jepang setelah melalui seleksi tingkat nasional di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta. Dari seleksi tersebut terpilih 70 mahasiswa yang berasal dari 33 universitas se-Indonesia.

“Ke-70 peserta ini dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu Chiba Group 26 mahasiswa, Aichi Group 21 mahasiswa, dan Fukuoka Group 23 mahasiswa. Chiba Group merupakan kelompok mahasiswa ilmu sosial humaniora, Aichi Group untuk mahasiswa ilmu alam, dan Fukuoka Group untuk mahasiswa teknik," kata Ridwan, seperti disitat dari laman UNY, Selasa (29/5/2012).

Elisabeth Pratidhina Founda Novian mengungkapkan, kegiatan di Tokyo diawali dengan orientasi seputar kegiatan Jenesys di Jepang. Kegiatan orientasi mencakup informasi terkait prosedur, tips kunjungan, penjadwalan, informasi keselamatan diri terhadap gempa bumi di Jepang, dan kegiatan penjunjang lainnya.

“Pada 9 Mei kami mengikuti perkuliahan umum seputar budaya Jepang di Shinjuku Business Center oleh Prof Murai Takeshi yang merupakan dosen Asian Economy di J.F. Oberlin University Kemudian bertemu dengan pihak kementerian luar negeri Jepang, lalu diakhiri dengan perjalanan ke Akihabara. Dan pada 10 Mei, kami berangkat ke kota masing-masing sesuai kelompok untuk mengikuti aktivitas lokal,” kata Founda, begitu dia biasa disapa.

Kegiatan Founda dalam kelompok Aichi adalah mengunjungi pabrik mobil terbesar Toyota dan melihat pelabuhan ekspor mobil terbesar. Selain itu, Founda juga mengunjungi lab Electronics-Inspired Interdisciplinary Reaseach Institute (EIIRIS) dan laboratorium biotechnology Toyohashi University of Technology. Para peserta juga sempat bertemu dengan para mahasiswa Jepang untuk bertukar kebudayaan dan pengetahuan.

Sementara Ridwan yang tergabung dalam kelompok Chiba mendapat kesempatan mengunjungi Shinminato Clean Energy Center yang merupakan pusat pengelolaan sampah penduduk di Chiba. Pusat pengelolaan sampah tersebut berkapasitas 405 ton sampah per hari dan beroperasi selama 24 jam.

Di tempat itu semua sampah diolah menjadi berbagai jenis barang siap pakai, di antaranya koin mata uang dari sampah logam, baju dari 10 buah botol plastik, dan slag (bahan bangunan dan pengeras jalan pengganti batu kerikil). Berbagai pekerjaan di tempat tersebut dikerjakan dengan mesin-mesin canggih, sehingga pusat pengelolaan sampah yang sangat besar itu hanya memerlukan delapan pekerja dalam satu shift pekerjaan dan total hanya sekira 60 pekerja.

Menurut kedua mahasiswa ini, kegiatan yang sangat berkesan dalam kunjungan tersebut adalah Homestay Program, yakni tinggal bersama dengan keluarga Jepang. Menurut Founda, banyak pengalaman-pengalaman unik yang ditemui selama homestay.  "Budaya orang Jepang, khususnya di keluarga homestay, sangat ramah, suka makan ikan, suka jalan kaki, dan menggunakan kereta api sebagai alat transportasi utama. Para anggota keluarga terbiasa mandi sehari sekali dengan berendam di air panas pada malam hari setelah melakukan aktivitas seharian. Selain itu, mereka juga memiliki kebiasaan tepat waktu," ujar Founda menambahkan.

Ridwan menyatakan, melalui Program Jenesys, dia dapat belajar secara langsung tentang Jepang mulai dari sejarah, budaya, pendidikan, falsafah hidup, life style, sampai dengan kecanggihan teknologinya. “Setidaknya program ini telah memotivasi saya untuk terus belajar dan melanjutkan studi, belajar disiplin dan tepat waktu, serta survive dalam setiap kondisi apa pun,” imbuh Ridwan.

Sumber: okezone.com

About Me

Foto Saya
anyuun
Panggil aku Anyuun :)
Lihat profil lengkapku

Followers